4 Alasan PBNU tak haramkan rokok sampai kiamat
+TheLyon MakyAhmad
Jika banyak orang menyatakan perang terhadap rokok, tidak
demikian dengan ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Tidak seperti saat melarang pembagian kondom, Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU) justru tidak mendukung kampanye Kemenkes untuk menekan
angka perokok di Indonesia.
Berbagai pembenaran dan alasan
dikemukakan oleh PBNU. Menurut, staf dewan halal PBNU, Kiai Arwani
Faisal, semua kiai NU pun telah sepakat untuk memperbolehkan pengikutnya
menghisap rokok.
Bahkan, pihaknya menegaskan tidak akan
mengharamkan rokok hingga kiamat. "Rokok itu mubah, sampai kiamat ulama
NU ga akan mengharamkan rokok. Untuk penderita jantung rokok haram. Tapi
kalau rokok bikin semangat enggak haram lagi," kata dia sambil tertawa
saat membawakan materi di diskusi publik 'Kampanye kondom, anti rokok:
Indah tapi manipulatif,' di kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/12).
Berikut empat alasan PBNU tak mau haramkan rokok hingga kiamat seperti dirangkum
1. Rokok tidak bahaya
Staf dewan halal PBNU, Kiai Arwani Faisal mengatakan penetapan rokok
tidak berbahaya sudah diperhitungkan masak-masak ketika muktamar NU.
Bahkan ada dalil agama yang membenarkan kalau rokok ini tidak terlalu
berbahaya sehingga hukumnya mubah.
"Harus dilihat kadarnya. Kalau
Ma'syadahnya (kerugian) besar hukumnya haram. Rokok kan sekali hisap
tidak langsung pingsan," kata dia saat membawakan materi di diskusi
publik 'Kampanye kondom, anti rokok: Indah tapi manipulatif,' di kantor
PBNU, Jakarta, Senin (16/12).
2. Merokok, kiai sepuh NU masih panjang umur
Sebagai perokok aktif, para pembesar NU mengkritik kampanye antirokok yang digalakkan Kemenkes. Menurut PBNU, rokok tidak punya bahaya yang berlebihan terhadap kesehatan manusia sehingga tidak perlu dilarang berlebihan."Kok kejam langsung bilang haram, ulama NU bilang enggak haram. Karena puluhan tahun merokok sehat-sehat saja. Kan tingkat bahayanya dilihat," jelas Staf dewan halal PBNU, KH. Arwani Faisal di diskusi publik 'Kampanye kondom, anti rokok : Indah tapi manipulatif,' di kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/12).
3. Rokok tidak haram
PBNU tidak mendukung kampanye Kemenkes untuk menekan angka perokok di Indonesia. Menurut, Staf dewan halal PBNU, Arwani Faisal, rokok tidaklah haram."Rokok itu mubah, sampai kiamat ulama NU ga akan mengharamkan rokok. Untuk penderita jantung rokok haram. Tapi kalau rokok bikin semangat enggak haram lagi," kata dia sambil tertawa saat membawakan materi di diskusi publik 'Kampanye kondom, antirokok: Indah tapi manipulatif,' di kantor PBNU, Jakarta, Senin (16/12).
Dia juga mengklaim kalau kiai NU sebenarnya mendukung upaya meminimalisir rokok. Itu dibuktikan dengan penetapan hukum 'mubah' untuk? pengikut PBNU.
"Kiai gak berarti menerima data kesehatan. Rokok mubah karena menerima data kesehatan. Kalau enggak nerima, akan menetapkan hukum rokok wajib. Itu justru karena ngerti itu bahaya," katanya.
4. Rokok kretek sehat
Ketidaksetujuan NU terhadap kebijakan Menkes semakin meruncing. Seolah membalas kampanye antirokok menkes, kini NU menggalakkan rokok alami alias kretek."Rokok ini (kretek) bermanfaat untuk kita yang berbahan alami. Yang alamiah selalu lebih baik. Alam itu baik untuk manusia tinggal pengetahuan kita." jelas Profesor Universitas Brawijaya, Sutiman di kantor PBNU Jakarta, (16/12).
Alasannya, dibandingkan dengan rokok lainnya, rokok jenis kretek tidak punya bahan kimia berlebih.
"Ini kan dari bahan alami dan kalau dibakar elemen pecah sendiri. Kalau daun dia enggak berbahaya. Menurut saya komponen (kimia) semakin sedikit semakin sehat," tutur dia.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Saran dan Kritiknya