TUGAS MAKALAH LINGUSTIK LANJUT
SEJARAH DAN
ALIRAN LINGUISTIK
Dosen Pembina : Dr. Hasan Busri, M.Pd
Oleh : Makinuddin (
2121031031)
SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK
Dalam sejarah dan
perkembangannya linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran,
paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan.
A. LINGUISTIK
TRADISIONAL
Istilah tradisional bertentangan dengan istilah
struktural, sebagai akibat dari pendekatan keduanya yang tidak sama terhadap hakikat
bahasa. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik;
sedangkan tata bahasa struktural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam
suatu bahasa tertentu.
1. Linguistik Zaman
Yunani
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para
linguis pada zaman ini adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos,
dan (2) pertentangan antara anlogi
dan anomali.
Sifat fisis atau alami maksudnya bahasa itu mempunyai
hubungan asal - usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat
diganti di luar manusia itu sendiri. Kaum naturalis merupakan penganut paham ini. Sedangkan
menurut kaum konvensional, bahasa bersifat konvensi. Artinya makna-makna itu
diperoleh dari hasil-hasil tradisi atau kebiasaan yang mempunyai kemungkinan berubah.
Pertentangan analogi dan anomali menyangkut masalah
bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur. Kaum anlogi antara lain Plato
dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur.
a.
Kaum Sophis
Muncul pada abad ke-5 S.M. dan dikenal dalam studi bahasa, karena mereka :
(a) Melakukan kerja secara empiris;
(b) Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran- ukuran
tertentu;
(c) Sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa;
(d) Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
b.
Plato
Dalam studi bahasa terkenal, antara lain, karena :
(a)
Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya dialoog.
Juga masalah bahasa alamiah dan konvensional;
(b)
Menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya: bahasa adalah
pernyataan pikiran manusia dengan perantaraan onomata dan rhemata;
(c)
Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dalam
onoma dan rhema.
c.
Aristoteles
(a)
Membedakan kelas kata menjadi tiga macam, yaitu onoma,
rhema dan syndesmoi;
(b)
Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga,
yaitu maskulin, feminin dan neutrum Onoma : (1) nama, (2) nomina, (3) subjek. Rhema : (1)
ucapan, (2) verba, (3) predikat. Syndesmoi : kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam
hubungan sintaksis (preposisi)
d.
Kaum Stoik
Berkembang pada abad ke-4 S.M. dan terkenal karena :
(a) Membedakan studi bahasa
secara logika dan tata bahasa;
(b) Membagi jenis kata
menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi, dan arthoron ( kata-
kata yang menyatakan jenis klelamin dan jumlah);
(c)
Membedakan kata kerja aktif dan kata kerja pasif.
e.
Kaum Alexsandrian.
Dengan paham
analoginya mereka mewariskan buku Tata Bahasa Dionysius
Thrax sebagai hasil penyelidikan kereguleran bahasa yunani.
Buku inilah yang menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional karena dijadikan
model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Tokoh yang terkenal dalah Panini
yang disebut oleh Leonard loomfield sebagai one of the greatest monuments of the
human intelligence dengan bukumya Astdhyasi.
2.
Zaman Romawi
Studi bahasa zaman Romawi merupakan kelanjutan dari zaman Yunani. Tokoh
zaman Romawi yang terkenal adalah Varro dan Priscia.
a.
Varno dan “De Lingua Latina”
Dalam bukunya De Lingua Latina, Varro memperdebatkan analogi dan
anomali dalam tiga bidang : etimologi, morfologi dan sintaksis.
(a)
Etimologi adalah
cabang linguistik yang menyelidiki asal-usul kata besertaartinya.
(b)
Morfologi adalah
cabang linguistik yang mempelajari kata dan pembentukannya
(c)
Sintaksis yaitu
tata susunan kata yang berselaras dan menunjukan kalimat itu
selesai.
b.
Tata Bahasa Priscia
Dalam bukunya Institutiones Grammaticae yang terdiri dari 18 jilid
(16 jilid mengenai morfologi dan 2 jilid mengenai sintaksis) dianggap penting, karena
:
(a)
Merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap yang
dituturkan pembicara aslinya.
(b) Teori-teori tata
bahasanya merupakan tonggak-tonggak uatama pembicaraan
bahasa secara tradisional.
3.
Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan di Eropa mendapat perhatian penuh oleh para
filsuf skolastik, dan bahasa latin menjadi lingua franca, karena dipakai
sebagai bahasa gereja,diplomasi dan ilmu pengetahuan. Tokoh pada zaman ini
antara lain, adalah Petrus Hispanus.
4.
Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman
ini yang menonjol, yaitu :
(1)
selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu
itu juga menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani dan bahasa Arab.
(2)
Selain bahasa - bahasa tersebut, bahasa
lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan,
penyusunan tata bahasa dan perbandingan.
5.
Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Masa antara lahirnya linguistik modern dengan masa
berakhirnya zaman renaisans. Yang ditandai dengan adanya hubungan kekerabatan anatara bahasa
sansekerta dan bahasa Yunani, latin dan jerman lainnya, yang dikemukakan oleh Sir
William jones.
B.
LINGUISTIK STRUKTURALIS
Linguistik strukturalis berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan
ciri atau
sifat khas yang dimiliki bahasa itu.
1. Ferdinan de
Saussure (1857-1913)
Dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasar pada
pandangan- pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique
Generale. Buku tersebut memuat pandangan mengenai konsep : (1) telaah sinkronik dan
diakronik, (2) perbedaan langue dan parole, (perbedaan signifiant dan signifie, dan (4)
hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Telaah sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu
tertentu. Telaah diakronik adalah telaah bahasa
sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya.
La langue adalah
keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat
komunikasi verbal antara anggota suatu masyarakat bahasa,
sifatnya abstrak. Sedangkan La parole adalah
pemakaian atau realisasi langue. Sifatnya konkret.
Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis yang timbul
dalam pikiran kita. Sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan
makna yang ada dalam pikiran kita.
Hubungan Sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam
suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat
linear. Sedangkan hubungan Para digmatik adalah
hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan
unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan
yang bersangkutan.
2.
Aliran Praha
Terbentuk pada tahun 1926 yang diperkarsai oleh Vilem
Mathesius (1882-1945). Dalam bidang fonologi, aliran Praha merupakan yang
pertama kali membedakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Fonetik mempelajari
bunyi-bunyi itu sendiri, sedangkan fonologi mepelajari fungsi bunyi tersebut dalam suatu
sistem.
3.
Aliran Glosematik
Lahir di Denmark, tokohnya, antara lain, Louis Hjemslev
(1899-1965),dia terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang
berdiri sendiri bebas dari ilmu lain dengan peralatan, metodologis dan terminologis.
Sejalan dengan pendapat Saussure, Hjemslev menganggap bahasa sebagai sistem hubungan dan
mengakui adanya hubungn sintagmatik dan hubungn
paradigmatik.
4.
Aliran Firthian ( Aliran Firth atau Aliran London)
Tokohnya adalah John R. Firth (1890-1960) guru besar
Universitas London yang terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi.
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.
5.
Liguistik Sistemik
Tokohnya adalah M.A.K. Halliday, yang merupakan salah
satu murid Firth. Pokok-pokok pandangan Linguistik Sistemik (SL) adalah
(1)
SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan
bahasa.
(2)
SL memandang bahasa sebagai pelaksana. Mengakui perbedaan
langue dan parole
(3)
SL lebih mengutamakan pemerian ciri-ciri bahasa tertentu
beserta variasinya.
(4)
SL mengenal adanya gradasi atau kontinum. Batas butir
bahasa sering tidak jelas.
(5)
SL menggambarkan tiga tataran bahasa, yaitu substansi,
forma dan situasi.
6.
Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Tokohnya Leonard Bloomfield sangat terkenal karena
bukunya yang berjudul Language (terbit
1933) dan selalu berkaitan dengan struktural Amerika. Linguistik
Strukturalis Amerika berkembang pesat pada tahun tiga
puluhan karena :
(1)
Pada masa itu para linguis di Amerika mengahadapi masalah
yang sama, yaitu banyak sekali bahasa indian di Amerika yang belum diperikan.
(2)
Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan
dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu, yaitu filsafat behaviorisme.
(3)
Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik, karena
adanya The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah Language; wadah
tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Aliran ini sering disebut sebagai aliran taksonomi karena
aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan
hubungan interaksinya.
7.
Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L.Pike seorang tokoh
dari Summer Institute of Linguistics. Aliran ini bersifat strukturalis dan antropologis. Menurut aliran ini
satuan dasar
dari sintaksis adalah tagmem. Yang disebut dengan tagmem adalah kolerasi antara fungsi
gramatikal dan slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling di
pertemukan untuk mengisi slot tersebut.
C.
LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL DAN ALIRAN-ALIRAN
SESUDAHNYA.
Dunia ilmu, termasuk linguistik merupakan kegiatan yang
dinamis; berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu
ingin mencari kebenaran yang hakiki. Perubahan total terjadi dengan lahirnya
linguistik transformasional yang mempunyai pendekatan dan cara yang berbeda dengan
linguistik struktural.
1.
Tata Bahasa Transformasi
Tata bahasa Transformasi lahir dengan terbitnya buku Noam
Chomsky yang berjudul Syntactic Structure pad tahun 1957. Setiap tata bahasa dari
suatu bahasa menurut Noam Chomsky adalah merupakan teori dari bahasa itu
sendiri dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :
(1)
Kalimat yang dihasilkan harus dapat diterima oleh pemakai
bahasa tersebut.
(2)
Tata bahasanya harus dibentuk sedemikian rupa tidak
berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja dan harus sejajar dengn teori
linguistik.
Chomsky membedakan adanya kemampuan (competence) dan
perbuatan berbahasa (performance). Kemampuan merupakan pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa mengenai
bahasanya; sedangkan perbuatan bahasa adalah pemakaian bahasa itu sendiri dalam
keadaan yang sebenarnya.
2.
Semantik Generatif
Tokoh – tokohnya, antara lain, Lakoff, Postal, Mc Cawly,
dan Kiparsky. Menurutsemantik generatif, sudah seharusnya semantik dan
sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu. Struktur semantik itu serupa
dengan struktur logika, berupa ikatan tidak berkala antara predikat dan seperangkat
argumen dalam suatu proposisi.
Menurut teori semantik generatif, argumen predikat adalah
segala sesuatu yang yang dibicarakan, sedangkan predikat itu semua yang
menunjukkan hubungan, perbuatan, sifat,dan keanggotaan. Dalam mengabstrasikan predikatnya,
teori ini berusaha untuk menguraikan lebih jauh sampai diperoleh predikat yang
tidak dapat diuraikan lagi, yang disebut predikat inti.
3.
Tata Bahasa Kasus
Tata bahasa kasus pertama kali dikenalkan oleh Charles J.
Fillmore dalam karangannya berjudul “ The Case for Case ” tahun 1968..Dalam
karangannya Fillmore membagi kalimat atas (1) modalitas, yang berupa unsur
negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan (2) proposissi, yang terdiri dari sebuah verba
disertai dengan sejumlah kasus. Yang dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalah hubungan
antara verba dengan nomina. Verba sama dengan predikat, sedangkan nomina sama dengan
argumen dalam teori semantik generatif. Maka sebuah kalimat dalam teori ini
dirumuskan dalam bentuk : + [--- X,Y,Z ]
Tanda --- dipakai untuk menandai posisi verba dalam
struktur semantis, sedangkan X,Y,Z adalah argumen yang berkaitan dengan
verba / predikat itu yang biasanya diberi label kasus.
4.
Tata Bahasa Relasional
Tokoh-tokoh aliran ini, antara lain, David M. Perlmutter
dan Paul M. Postal. Dengan karangan mereka, antara lain, Lectures on
Relational Grammar (1974), “Relational Grammar” dalam Syntax and Semantics Vol.13
(1980).
Sama halnya dengan tata bahasa transformasi, tata bahasa
relasional juga berusaha mencari kaidah kesemestaan bahasa. Dalam hal ini tata bahasa
relasional (TR) menganggap teori-teori tata bahasa transformasi (TT) itu tidak dapat diterapkan
pada bahasa-bahasa
lain selain bahasa Inggris. Menurut teori bahasa relasional, setiap struktur
klausa melibatkan tiga macam maujud (entity), yaitu :
(a)
Seperangkat simpai ( nodes ) yang menampilkan
elemen-elemen dalam struktur.
(b)
Seperangkat tanda relasional (relational sign)
(c) Seperangkat
“coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran
manakah elemen itu menyandang relasi gramatikal.
D.
TENTANG LINGUISTIK DI INDONESIA
Hingga saat ini linguistik di Indonesia belum ada catatan
yang lengkap, meskipun sudah berlangsung lama dan cukup semarak.
1.
Pada awalnya penelitian bahasa di Indonesia dilakukan
oleh para ahli Belanda dan Eropa lainnya,dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah
kolonial untuk melancarkan jalannya administrasi dan roda pemerintahan kolonial di
Indonesia, selain itu juga untuk penyebaran agama nasarani. Sesuai dengan masanya
penelitian bahasa-bahasa daerah itu baru sampai pada tahap sederhana mengenai sistem
fonologi, morfologi dan sintaksis.
Yang
pencatatan butir-butir leksikal beserta terjemahan maknanya masih dalam bahasa
Belanda dalam bentuk kamus. Tokoh- tokoh pada masa
kolonial, antara lain, adalah Van der Tuuk, Dempwolf, dan Kem.
2.
Perkembangan waktulah yang kemudian menyebabkan
konsep-konsep linguistik modern dapat diterima, dan konsep-konsep linguistik
tradisional mulai agak tersisih. Pada awal tahun tujuh puluhan dengan terbitnya
buku Tata Bahasa Indonesia karangan Gorys Keraf, yang membahas
kekurangan tata bahasa tradisional, dan menyajikan kelebihan tata bahasa
struktural menyebabkan kedudukan linguistik modern dalam pendidikan
formal semakin kuat.
3.
Sejalan dengan perkembangan dan semakin semaraknya
linguistik yang tentu saja diikuti dengan bermunculannya linguis-linguis Indonesia.
Maka semakin diperlukan wadah untuk berdiskusi, bertukar pengalaman dan
mempublikasikan hasil penelitian.
Pada tanggal 15 November 1975 berdirilah organisasi Masyarakat
Linguistik Indonesia (MLI). Pada tahun 1983 MLI menerbitkan jurnal yang diberi
nama Linguistik Indonesia, yang dimaksudkan sebagai wadah untuk melaporkan atau
mempublikasikan hasil penelitian anggota-anggota MLI.
4.
Penyelidikan bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional
Indonesia, banyak pula dilakukan orang luar negeri. Universitas Leiden di Negeri
Belanda telah mempunyai sejarah panjang dalam penelitian bahasa-bahasa nusantara.
Tokoh-tokohnya antara lain, adalala Uhlenbeck dengan kajian bahasa jawa,
Voorhove, Teeuw, dan terakhir Grijns dengan kajian dialek Jakarta.
5.
Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasioanal, bahasa
persatuan dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia menduduki tempat sentral
dalam kajian linguistik dewasa ini, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam kajian
bahasa nasional Indonesia di Indonesia tercatat nama- nama seperti
Kridalaksana, Kaswanti Purwo, Dardjowidjojo, dan
Soerdajanto yang telah banyak menghasilkan tuliasan mengenai berbagai segi dan aspek
bahasa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Saran dan Kritiknya